Press Release adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh PR suatu perusahaan yang
disampaikan kepada pengelola/redaksi media massa untuk dipublikasikan dalam
media massa tsb.
A.
PRESS EVENTS
1.
Konferensi Pers
Pertemuan dengan para wartawan yang sengaja berkumpul atau
diundang oleh perusahaan. Biasanya diadakan mendadak bila ada suatu peristiwa
penting dalam perusahaan
2.
Resepsi Pers
Acara yang dilakukan untuk kalangan pers ini be
TEKNIK & CARA MARKETING PUBLIC
RELATIONS
A.
PRESS RELEASE
rsifat menyenangkan, terencana dan terorganisir. Dalam acara
resepsi, wartawan diundang untuk meliput suatu acara, ulang tahun perusahaan,
atau acara silahturami.
3.
Kunjungan Pers
Wartawan diundang untuk mengunjungi pabrik, menghadiri acara
launching produk baru atau acara pembukaan kantor baru.
B.
MEDIA PERUSAHAAN (HOUSE JOURNAL)
1.
The Sales Bulletin
Sebuah bulletin sebagai media komunikasi regular antara sales
manajer dengan salesman atau antara perusahaan dengan distributornya. PT Caltex
Pacific Indonesia menerbitkan buletin tiap minggu
2.
The Newsletter
Berisi informasi kegiatan dan peristiwa yang terjadi di suatu
perusahaan. Jumlah halaman 2-16, bisa dicetak letterpress atau lithografi
3.
The Magazine
Berisi tulisan berbentu feature, artikel, gambar, foto. Format
majalah biasanya berukuran A4, bisa dicetak letterpress atau lithografi dan
fotografir
4.
The Tabloid Newspaper
Berisi pokok-pokok berita yang sangat penting
5.
The Wall Newspaper
Bentuk media komunikasi karyawan di suatu lokasi pabrik,
perusahaan.
Dalam perkembangannya house journal berbentuk elektronik :
·
audio tapes, berita-berita direkam
·
Video kaset
·
Web site
C.
PAMERAN
Keikutsertaan perusahaan dalam pameran sebagai salah satu bentuk
kegiatan Marketing PR.
Jenis pameran :
·
Public Exhibition
Pameran yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu perusahaan
ataupun produknya kepada khalayak umum.
·
Trade Exhibition
Pameran khusus bagi kalangan tertentu terutama untuk komunitas
bisnis.
·
Outdoor exhibition
·
Private exhibition
·
Overseas trade fairs
·
Joint Venture Exhibition
·
Mobile show
·
Small Exhibition
D.
SEMINAR, KONFERENSI, TALKSHOW
Sebagai salah satu bentuk kegiatan MPR dengan menyelenggarakan
suatu pertemuan khusus dengan khalayak. Tujuan dari bentuk kegiatan MPR ini
adalah menyampaikan presentasi ke khalayak. Tujuannnya lebih bersifat edukatif.
Misalnya suatu perusahaan farmasi mengadakan seminar untuk menjelaskan
bagaimana penanganan demam berdarah. Pembicara pada seminar atau talkshow bisa
dari perusahaan atau bisa tokoh/pakar dari luar
E.
SPONSORSHIP
Pensponsoran merupakan pemberian dukungan keuangan atau
bentuk-bentuk dukungan lainnya kepada pihak penerima agar keuangan si penerima
tetap lancar atau menjadi kokoh.
Pensponsoran yang paling besar dan menelan biaya adalah sponsor
untuk even-even yang diliput dan diberitakan secara luas.
Kelompok sponshorship :
a.
Sponsor untuk publikasi
Berupa penerbitan buku, jurnal, buku petunjuk, buku harian
b.
Sponsor untuk penyelenggaraan
pameran-pameran atau ekshibisi
Acara pameran baik yang diselenggarakan lembaga pemerintah maupun
swasta sering mendapat sponsor
c.
Sponsor pendidikan dalam bentuk hibah,
bantuan keuangan, beasiswa dan tunjangan dana riset. (Fullbright, Asian
Foundation, Sampoerna, Jarum)
d.
Sponsor bagi ekspedisi, eksplorasi
ilmiah, pendakian gunung, perjalanan, petualangan-petualanagn yang memiliki
unsure publisitas yang tinggi
e.
Sponsor even-even olah raga
Hampir semua bidang olah raga memperoleh dukungan finansial dari
dunia bisnis.
f.
Sponsor pegelaran seni, seperti
pertunjukan musik, pameran lukisan, apresiasi sasatra dan pertunjukan teater
g.
Sponsor untuk kegiatan sosial/amal
Sponsor untuk Rumah sakit, Perguruan Tinggi, Yayasan-Yayasan
h.
Sponsor untuk penghargaan profesi
untuk orang-orang yang berkecimpung dalam bidang industri dimana perusahaan
sponsor beroperasi.
Tujuan-tujuan sponsorship :
Pensponsoran pada dasarnya merupakan suatu bentuk investasi untuk
memperoleh hasil-hasil positif yang diinginkan oleh perusahaan.
o
Mengiklankan produk yang tidak boleh
diiklankan di media tertentu.
o
Mempromosikan produk secara spesifik
o
Memperkenalkan produk baru
o
Membangun citra perusahaan
o
Identitas perusahaan
o
Memposisikan sebuah produk
o
Mendukung para distributor
Ada banyak studi yang mencatat kegagalan dan kesuksesan menjadi
suatu sponsor. Faktor kegagalan biasanya dikarenakan 3 hal :
1.
Program sponsorship dilakukan bukan
hasil perencanaan strategi pemasaran yang matang. Akibatnya, sponsorship yang
dipilih cenderung yang murah saja. Justru, sponshorship yang sekadar murah,
biasanya tidak memiliki benefit yang berarti. Pada akhirnya, biaya yang dikeluarkan
menjadi mahal karena tidak ada dampaknya.
2.
Program sponsorship yang dilakukan
tidak didukung dengan media lain. Sponsorship tidak akan pernah efektif bila
tidak digabungkan dengan iklan dan media promosi lain. Bank Mandiri adalah
sponsor untuk Liga Sepakbola, Efektivitas dari sponsorship ini seharusnya dapat
ditingkatkan dengan mengintegrasikan dengan berbagai promosi lainnya. Karena
dilakukan secara stand alone, dampak dari sponshorship dalam menciptakan citra
untuk perusahaan ini menjadi tidak optimal dibandingkan dengan biaya yang sudah
dikucurkan.
3.
Program sponsorship dilakukan secara
snap shot dan tidak kontinyu. Padahal, dampak dari suatu sponsorship baru dapat
dirasakan setelah 1 hingga 3 tahun, kecuali untuk even-even dengan skala besar
seperti Olimpiade. Mustika Ratu mulai menikmati keuntungan sebagai sponsor
untuk pemilihan Ratu Kecantikan setelah beberapa tahun kemudian. Panasonic yang
menjadi sponsor untuk Panasonic Award atau Sharp yang menjadi sponsor Ami Sharp
Award, baru mendapat dampaknya setelah 3 tahun. Jadi sponsorship yang dilakukan
sekali saja, seringkali tidak memberikan dampak yang maksimal.
Faktor kegagalan ini haruslah menjadi bahan pertimbangan bagi
setiap perusahaan yang ingin mengalokasikan budget untuk sponsorship. Selain itu, untuk memaksimalkan keuntungan
dari aktivitas sponsorship ini, ada 3 hal yang harus diperhatikan :
a.
Sponsorship yang dipilih haruslah
memberikan strategic direction dalam mengembangkan merek di masa mendatang.
Karena itu, sponsorship yang dipilih haruslah sesuai dengan strategi
positioning dari prodfuk tersebut. Bila suatu produk diposisikan dengan elemen
kejantanan, maka sponsorship seperti balap mobil atau olah raga keras relatif
sesuai. Bila elemen positioning mengandung aspek fun, maka sponsorship untuk
program musik atau sejenisnya akan lebih sesuai.
b.
Program sponsorship haruslah
melibatkan pengalaman total dari para audience terhadap produk atau pelayanan
yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Karena itu, mereka perlu dilibatkan
dalam even tersebut. Dengan demikian, setiap audience akan merasakan interaksi
dengan pihak yang menjadi sponsor. Untuk merealisasikan hal ini, diperlukan
perencanaan yang matang dan melibatkan seluruh jajaran dan network yang ada.
Yang banyak dilakukan di Indonesia adalah dukungan dengan acara
kuis, baik melalui televisi ataupun tempat-tempat tertentu. Ini merupakan
aktivitas yang relatif baik. Hanya saja, interaksinya terbatas dan sifat
komunikasinya cenderung satu arah.
Program-program sponsorship akan semakin efektif bila interaksi
bersifat dua arah dan personal. Membuat audience untuk dapat mengakses web dari
sponsorship lebih ideal dan memberikan dampak yang lebih besar. Hanya saja,
seringkali diperlukan biaya yang besar dan strategi yang sistematis untuk
mendorong para audience melakukan hal seperti ini.
Interaksi personal dan dua arah dapat ditingkatkan dengan cara
memperdayakan kekuatan jaringan dari perusahaan tersebut. Jadi suatu merek
mobil yang menjadi sponsor dari suatu even, haruslah melibatkan seluruh dealer
untuk ikut berpartisipasi. Mereka diharapkan dapat menciptakan even-even yang
melibatkan banyak calon pelanggan.
c.
Haruslah merek atau perusahaan yang
menjadi sponsor yang mempunyai kaitan yang kuat dengan even yang disponsori.
Dengan demikian, asosiasi yang positif dari even tersebut akan dapat
ditransformasikan kepada merek yang menjadi sponsor. Salah satu cara yang
efektif adalah menjadikan mee\rek produk tersebut melekat pada even yang
disponsori. Tidak mengherankan, sponsor utama, walau membayar mahal, tetapi
lebih efektif dibandingkan dengan sponsor pendamping karena mereknya melekat
kuat dengan even tersebut.
Kepustakaan :
Jefkins, Frank. 1992. Public Relations
(terjemahan) Edisi Empat, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Soemirat, Soleh & Elvinaro
Ardianto. 2002. Dasar-Dasar Public Relations.
PT Remaja Rosdakarya, Bandung
I Gusti Ngurah Putra. 1999. Manajemen
Hubungan Masyarakat. Penerbitan
Universitas
Atmajaya, Yogyakarta.
Chris Fill., Marketing Communications,
London : Prentice Hall Inc, 1995
Sutisna, Perilaku Konsumen &
Komunikasi Pemasaran, Bandung : Rosdakarya,
2001
Terence A. Shimp, Advertising
Promotion and Supplemental Aspect of Integrated
Marketing
Communication, 5th edition, Harcourt, 2000